PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu Ka’anto, M.S.I
Disusun Oleh :
Erna Isnaini 110146
Muhammad Samsul Hadi 110157
Teguh Tri Waloyo 110170
FAKULTAS
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM PATI
2011
=======================================================================
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut penulis, dalam banyak buku,
seringkali kita menemukan kesalahan dalam hal pengertian makna dari istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan”. Tidak jarang makna pertumbuhan diartikan sama
dengan perkembangan. Kedua istilah tersebut penggunannya acapkali dipertukarkan
(Interchange) untuk makna yang sama, padahal sesungguhnya keduanya
berbeda.
Ada sebagian penulis yang lebih
memilih menggunakan istilah pertumbuhan saja ketimbang istilah perkembangan
begitu pula sebaliknya.
Istilah pertumbuhan diberi makna dan
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik atau fisiologis
atau jasmani yang secara kuantitatif semakin membesar atau semakin memanjang,
sedangkan istilah perkembangan lebih tertuju kepada perubahan-perubahan aspek
psikologis dan sosial.
Sebagai makhluk hidup, pada hakikatnya setiap individu pasti akan
mengalami pertumbuhan fisiologis dan perkembangan non-fisiologis meliputi
aspek-aspek intelek, emosi, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.
Disini penulis akan mencoba memaparkan
sebatas pengetahuan penulis tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia baik
secara psikis dan fisiologis.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan manusia?
2.
Apa saja
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia?
3.
Bagaimana
karakteristik
perkembangan manusia?
=======================================================================
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam pribadi tiap individu baik
yang bisa terlihat atau Nampak secara kasat mata (jasmaniah) maupun yang tidak
Nampak secara kasat mata (rohaniah), terdapat dua hal yang secara signifikan,
berbeda, sebagai suatu kondisi yang selalu menjadikan pribadi tiap individu
mengalami perubahan menuju kearah kesempurnaan.
Seringkali kita menemukan perbedaan
konsep antara pertumbuhan dan perkembangan terutama secara definitive.
Kadang-kadang makna istilah pertumbuhan dan perkembangan (Tidak sengaja)
dipertukarkan sehingga menimbulkan semacam “misunderstanding” di
masyarakat.
Penulis mencoba memberikan deskripsi
tentang pertumbuhan dan perkembangan secara singkat. Uraian ini kiranya
memberikan gambaran mengenai perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan secara definitif.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Perubahan kuatitatif dapat dikatakan sebagai perkembangan yang
berarti serangkaian perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman.[1]
Pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan “kuantitaf” yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah), yang herediter dalam bentuk prosese aktif seara berkesinambungan.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2008 ; 118).[2]
Pertumbuhan ialah pertambahan secara
kuantitatif dari substansi atau struktur yang umumnya ditandai dengan
perubahan-perubahan biologis pada diri seseorang yang menuju kearah kematangan.
Pertumbuhan fisik berjalan dengan cara yang berbeda-bedca, misalnya pada otak, tinggi
badan, dan berat badan, perpanjangan tangan, pertumbuhan bahasa, dan lain-lain.
(Departemen Agama, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005; 39).
Mengenai pertumbuhan, Sunarto (2002;
39) berpendapat bahwa perubahan dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau
tinggi maupun berat badan. Berat badan yang semula sekitar 3 Kg ketiga
dilahirkan menjadi 8-9 Kg pada umur 6 bulan. Panjangnya bayi 50 cm ketika
dilahirkan menjadi 60 cm pada umur 1 tahun diikuti oleh organ-organ tubuh lain
yang mengalami perubahan ukuran, antara lain volume otak yang membawa akibat
terjadinya perubahan kemampuan[3].
Pertumbuhan merupakan perubahan
secara fiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang
berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran waktu tertentu (
kartono ). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yag terjadi pada
bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu
organisme (Whitherington, 1991 : 156).
Perkembangan merupakan pola
perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang
hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian
perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses
bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang
bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan merupakan serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses
perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai
usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif (
dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.
Perkembangan mengandung makna adanya
pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983
: 23), menandung arti bahwa perkembangan merupakan peubahan sifat indiviu
menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
Ternyata perkembangan dan
pertumbuhan sangatlah berbeda bahwa perkembangan itu sendiri merupakan
peribahan individu yang bersifat kualitatif ( tidak dapat diukur) dan
berkembang sepanjang hayat sedangkan pertumbuhan merupakan perubahan yang
bersifat kuantitatif ( dapat diukur ) sampai saat normal tertentu.
Dari porses perkembangan dapat
dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu yang pertama
aspek bilogis. Aspek biologis tersebut merupakan perkembangan pada fisik
individu, contohnya : bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg tentunya
dapat kita ukur. Yang kedua ialah aspek kognitif meliputi perubahan
kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses
pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar. salah satunya yaitu
anak mampu menyelesaikan soal matematika. Dan yang ketiga yaitu aspek psikososial dapat
diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan
hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan
aspaek perkembangan individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari
semua aspek tersebut yaitu aspek biologis ( fisik ), aspek kognitif ( pemikiran
), dan aspek psikososial ( hubungan dengan masyarakat ) semuanya saling mempengaruhi
sehingga apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi
perkembangan aspek yang lainnya.
Setiap individu ada salah satu
faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perkembangan . Yaitu antara faktor
kematangan dan faktor pengalaman . Ada yang lebih dominan pada pematangan dan
ada juga yang lebih condong pada pengalaman tergantung pada masing-masing
individu. Pada individu yang condong pada pematangan maka perkembangan tersebut
berifat diskontinuitas ( serangkaian tahap yang berbeda ), sedangan pada
individu yang condong kepada faktor pengalaman maka sifat perkembangannya
bersifat kontinuitas ( serangkaian tahap yang bersinambung atau terus menerus).
Dari pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian pertumbuhan merupakan perubahan individu
beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat
dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan
bertambahnya panjang pada rambut. Sedangkan Perkembangan yaitu merupakan
perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses
terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus menerus.
Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian
setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain,
kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan
sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan
lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tarsebut
dinamakan dengan perkembangan.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pertumbuhan
dan Perkembangan manusia menurut kami dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga
berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya
keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian
anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma
dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan
diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan Anak
Bersosialisasi
memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam
proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi
dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah
mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3.
Status Sosial
Ekonomi
Kehidupan
sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak
yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam
keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan
sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku
di dalam keluarganya.
Dari pihak
anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang
telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan
sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya.
Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal
ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari
kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya
sendiri.
4. Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial
anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi
oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku
yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di
kelembagaan pendidikan(sekolah).
Kepada
peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi
dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan
antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
5.
Kapasitas
Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan
berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual
tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang
sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap
saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam
kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang
berkemampuan intelektual tinggi.
C. Karakteristik Perkembangan Manusia
Pada masa anak-anak perkembangan yang
dialami dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun
dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah,
kematangan perkembangan ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan
tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang
membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta didik belajar tentang sikap
dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati dan betanggung jawab.[4]
Pada masa remaja berkembang ”social cognition”,
yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Ramaja memahami orang lain sebagi
individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat,nilai-nilai, maupun
perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”, yaitu kcenderungan
untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau
keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan
sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggungjawabkan maka
kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik.
Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang
melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan
perilaku seperti kelompoknya tersebut.[5]
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari
individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa
hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh
perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga
dan pekerjaan. Selam periode ini orang melibatkan diri secara khusus dala karir,
pernikahan dan hidup berkeluarga.[6]
=======================================================================
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kam
paparkan, maka kami mengambil kesimpulansebagai berikut :
Pertumbuhan merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat
kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan
berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.
Perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang
terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung
secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat
tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan
bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan
mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat
berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses
perubahan tarsebut dinamakan dengan perkembangan.
Pertumbuhan
dan Perkembangan manusia menurut kami dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
Karakteristik
Perkembangan Manusia mengalami perubahan seiring dan sejalan dengan
bertambahnya usia dan pegalamannya yang menentukan posisinya di masyarakat,
semua pengalaman yan gdidapatkan dari masa anak-anak, remaja hingga dewasa
berpengaruh pada pola pikir dan tindakan manusia tersebut.
==============================================================
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabet. 1990. Psikologi
Perkembangan.Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mappiare, Andi. 1983.Psikologi
Anak. Surabaya :Usaha Nasional.
--------------------. 1983.Psikologi
Remaja. Surabaya :Usaha Nasional.
--------------------. 1983.Psikologi
Dewasa. Surabaya :Usaha Nasional.
Parkasi, Sopartinah. 1981.Anak
dan Perkembangannya. Jakarta: Gramedia
Sunarto
& Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
______. 2010. Perkembangan
Hubungan Sosial Remaja. (Online). (http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/makalah-tentang-perkembangan-hubungan.html). Diakses tanggal 12 Oktober 2011.
_______. 2007. Perkembangan
Sosial Anak. (Online). (http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/). Diakses tanggal 12 Oktober 2011.
[1] Elizabeth Hurlock. 1980.Psikologi Perkembangan.Hal:2.
[2] http://prince-mienu.blogspot.com
[3] Andi Mappiare.1983.Psikologi Perkembangan. Hal.15
[4]
E.B. Hurlock. Psikologi Perkembangan.Hal 117
[5] Andi Mapiare. Psikologi Remaja.Hal 89-93
[6] Andi Mappiare. Psikologi Dewasa. Hal.56
studiosatoe@sham-e
0 komentar:
Post a Comment